1. Pendahuluan
Hidup yang begitu indah karena di dalamnya banyak hal yang dapat kita lakukan. Apabila
kurang bahkan tidak adanya hal tersebut, pasti
anda tidak dapat menggambarkan apa yang akan terjadi. Begitulah hidup hanyak dengan sesamaa kita dapat
melakukannya, menggapainya dan meraihnya. Bagaimana cara kita melakukan dengan
sesama ?, yang pasti jawabanya adalah berkomunikasi (bahasa). Berkomunikasi dengaan menggunakan bahasa yang
bisa saling dimengerti. Indonesia memilikia bahasa ibu yaitu dikenal dengan
bahasa Indonesia. Dari kepulauan manapun anda, tetapi masih di wilayah Negara Indonesia anda wajib bisa
berbahasa Indonesia, karena untuk mempermudah berkomunaikasi antar manyarakat
Indonesia. Bukan hanya untuk itu saja tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup,
berbisnis dan untuk keselarasaan suatu neagara. Mereka yang tidak mau mengerti
akan bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan apabila mereka berada di tempat
yang mereka tidak tahu karena bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu
nusantara. Mempelajari bahasa berdasarkan ciri-ciri seperti yang terjadi pada
pemerolehan bahasa itulah yang secara khusus disebut mempelajari bahasa dengan
pendekatan komunikatif. Tujuan pokok dari belajar bahasa dengan pendekatan itu
adalah dicapainya kemampuan
berkomunikasi pada diri pembelajar. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa
menjadi pandom (penuntun) pemilihan variasi-variasi bahasa, yang meliputi
variasi ucapan, pilihan kosa kata, pilihan bentuk kata, pilihah frasa, klausa,
jenis kalimat, urutan unsur-unsur kalimat, bahkan pilihan jenis wacana
tertentu. Karena fungsi bahasa harus menuntun pilihan variasi bahasa, maka mau
tidak mau konteks ( wacana) menjadi pandon penting.
Di jaman globalisasi
ini akan banyak menemui banyak jenis perdagangan antar Negara, karena itu salah satu dari cara agar meningkatkan perekonomian dalam suatu Negara. Setiap sector yang akan
kita butuhkan akan sangat mempengaaruhi apa yang ada. Untuk itu kita dalaam
memproyeksikan hal tersebut harus secara merata. Bagaimana agar bisa secara
merata ?, dengan cara menyampaikan komunikasi/ cara bahasa yang mudah
dimengerti yang sesuai dengan apa yang ada disekitar kita. Seperti halnya kita
berada di Indonesia ini kita harus memaksimalkannya agar semua penduduk
mengerti dan memahami apa yang diinginkan.
Di dalam lingkup bisnis/perdagangan komunikasi adalah yang utama,
apabila kitaa tidak bisa berkomunikasi dengan baik otomatis barang yang akan
kita realisasikan tidak akan berjaalan dengan baik karena mereka tidak tahu
dengan produk kita. Dewasa ini kita harus memaksimalkan cara berkomunikasi.
Konsep bahasa
Indonesia sangat diperdebatkan khususnya dalam pembahasan yang merujuk pada
pembuatan suatu aturan yang menyangkut orang banyak. Bagaimana pembuatan
peraturan menggunakan bahasa Indonesia dalam bisnis/perdaganga yang ada di
Negara Indonesia ? Di Indonesia penggunaan dalam hal ini sudah sangat baik
tetapi dalam susunan pembuataan kata masih sangat rumit untuk dimengerti oleh
kelas bawah. Untuk itu kita harus mengkajinya lagi dan bagaimana seharunya
bahasa itu harus digunakan agar tidaak ada suatu kesalahpahamaan antar
individu. Mengenai sumber daya manusia di Indonesia sudah sangat bagus karena
banyak sekali pendidikan yang sudah menerapkan penggunaan bahasa Indonesia
adalah bahasa wajib yang harus dimengerti oleh setiap warganya.
Setiap waktu
kebutuhan manusia akan selalu meningkat dan akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangaan jaman untuk itu dalam merealisasikanny manusia harus bisa
berkomunikasi disetiap sector dimana mereka berada. Hal ini saya akan mengarahkannya
pada kajian. Apakah masalah yang dihadapi oleh pelaku bisnis apabila objek yang akan dituju tidak mengerti
maksud yang diinginkan oleh pelaku bisnis? Untuk mengatuhui hal tersebut kita
harus bisa membaca situasi dari objek tersebut. Situasi tersebut seperti mengenai
cara penyampaian kita sudah maksimal atau belum, dan bisa juga sebaliknya. Mengapa manusia akan selalu memenuhi
kebutuhannya ? itu karena sifat dasar manusia yang harus memenuhi kebutuhan
agar bisa bertahan hidup.
Dalam suatu sistem
perusahaan bagian perusahaan bagian yang paaing penting adalah seoraang
pemasaran karena tanpa adanya cara bahasa yang
baaik dan mudah dimengerti otomatis segala proses perdagangan akan
berjalan kuraang memuaskan. Hal ini akan dibahas dengan kunci, bagaimana cara
penyampaian bahasa Indonesia yang sesuai untuk seoarang pelaku bisnis ? hal
yang sangat sering kita jumpai dalam sehari-hari adalah mereka hanya menawarkan
barang setelah itu mereka pergi. Untuk itu dewasa ini kita harus mengetahui bagaimana
cara mereka menyampaikan bahasa agar bisa dipahami oleh seorang konsumen.
2. Pembahasan
Dalam sebuah peraturan akan
banyak mengalami masalah apabila peraturan itu tidak mudah untuk dimengerti dan
dipahami, untuk itu kita haarus mengetahui bahasa apa yang seharusnya kiata
gunakan agar tidak menimbulkan berbaagi konflik antar sesama. Dengan demikian
kiata harus selalu mengembangkan caara berbahasa kita agar bisa mengerti
tentang apa yang akan kita terangkan. Bagaimana pembuatan peraturan menggunakan
bahasa Indonesia dalam bisnis/perdagangan yang ada di Negara Indonesia ? Seperti
yang dikatakan oleh Fromkin and Rodman (1998,:3-21)
bahwaa pengetahuan bahasa ada tiga hal yaitu pengetahuan tentang bunyi,
pengetahuan arti kata, pengatuhuan kalimat dan non.kalimat. Dari tiga hal
tersebut ayang sangaat perlu
diperhatikan dalam pembuatan suatu peraturan adalah pengetahuan arti kata.
Untuk meningakatkan hal tersebut kita harus banyak melihat suaatu kata yang
sering digunakan dalam sehari-ahaari sehingga mereka bisa mengerti dan paham.
Contoh peraturan yang ada dalam perusahaan adalah sebagai berikut.
“ Menimbang
bahwa untuk mewujudkan hubungan yang harmoni santara Perusahaan dan Karyawan
demi terciptanya ketenangan dan kepuasan bagi kedua belah pihak hingga dapat
ditingkatkan produktivitas, serta mengingatakan wewenang yang ada padanya
berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, makaDireksi dengan ini memutuskan
menetapkan Peraturan Perusahaan sebagaimana tercantum dibawah ini “
Dengan begitu
kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya peraturan itu harus dibuat dengan
baahasa se-efektif mungkin daan mudah untuk dimengerti. Peraturan Perusahaan merupakan sarana yang penting
dalam mewujudkan Hubungan Industrial Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena
selain mengatur hubungan kerja, syarat-syarat kerja dan hubungan industrial harus
pula mencerminkan tujuan bersama Perusahaan dan Karyawan yang dilandasi oleh kepentingan
bersama. Hubungan Perusahaan dan Karyawan sangat penting, tidak ada tujuan-tujuan
Perusahaan yang dapat dicapai tanpa pengabdian Karyawannya dan tidak ada perbaikan/kemajuan antara hidup Karyawan tanpa
keberhasilan Perusahaan.
Pengetahuan bunyi (knowledge of
sound system) adalah pengetahuan tentang bunyi
yang termasuk ataupun yang tidak termasuk bunyi bahasa dalam sebuah
bahasa. Posisi bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional dimana negara-negara
pemakai umumnya mempunyai bahasa
nasional sendiri disamping bahasa-bahasa daerah yang dipakai oleh suku-suku atau
kelompok-kelompok masyarakat, memungkinkan terjadinya kesalahan bunyi tertentu.
Di dalam pembicaraan bisnis kesalahankesalahan ini tidak dapat diabaikan.
Pengetahuan bunyi ini terasa sangat diperlukan ketika pembicara berhadapan
dengan penutur asli. Komunikasi bisnis di era global mensyaratkan kecepatan dan
ketepatan pemahaman, sehingga pengetahuan bunyi
bahasa harus dikuasai pelaku bisnis.
Dalam suatu penyampaian bahasa
untuk membuat suatu peraturan memang harus dibutuhkan seorang ahli bahasa
karenaa itu merupakan hal penting sehingga memudahkan para pemimpin perusahaan
untuk menyampaikan hal yang diinginkan. Dengan demikian bahasa yang digunakan
akan lebih efektif dan mudah dimengerti orang seluruh anggota perusahaaan. Fromkin dan Rodman (1988:4) mengatakan bahwa
pengetahuan tentang bunyi bahasa ini akan menyangkut pengetahuan arti kata,
pembentukan kata dan pengetahuan tata bahasa. Ketiga pengetahuan ini adalah
syarat komunikasi bahasa yang efektif sehingga ada kejelasan ide, susunan
kalimat yang baik dan pemilihan kata yang tepat. Sehingga peraturan bisa
terealisasikan dengan sempurna.
I.C. van der Vlies dalam
bukunya yang berjudul “Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke
regelgeving”, membagi asas-asas dalam pembentukan peraturan negara
yang baik (beginselen van behoorlijke regelgeving) ke dalam asas-asas
yang formal dan yang material.
Asas-asas
yang formal meliputi:
a. asas
tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling);
b. asas
organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan);
c. asas
perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel);
d. asas
dapatnya dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid);
e. asas
konsensus (het beginsel van consensus).
Dalam
pembuatan suaatu peraturan Negara saja harus memperhatikan hal yang begitu
rinci apalagi dalam perdagangan atau bisnis pasti harus sangat komplek kareana
akan dipergunakaan dalam setiap sector peruasahaan. Untuk mendapatkan peraturan
yang pas dan sesuai kebutuhaan perusahaan haruslah memperhaatikan hal-hal
diatas karena sebagai suatu pedoman yang pas agar tidak melenceng dari maksud
dan tujuaan yang diinginkan. Setiap waktu kita selalu membutuhkan bahaasa dalam
menjalaankan segala aktivitas yang ada.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan
bahasa nonverbal. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Dalam waktu kita menyampaikan sesuatu, mungkin kitaa menganggapnya sudah sangat
sempurna tetapi belum tentu dalam masyarakat sudaah dianggap sangaat sempurna
untuk itu kita akan menyajikannyaa dalam pembahasan. Apakah masalah yang dihadapi oleh
pelaku bisnis apabila objek yang akan
dituju tidak mengerti maksud yang diinginkan?. Berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya
sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi
formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama.
Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang
harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya
gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal
ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik .
Dalam buku “The Essence of
Effective Communication” Ludlow dan Panton (1992:139) menyatakan bahwa diantara
empat kemampuan dasar komunikasi yang harus dipelajari secara terus menerus
adalah listening, giving and receiving feedback (mendengarkan, memberi dan
menerima umpan balik). Bovee dan Thill (1995:569-570) mengatakan bahwa
kemampuan mendengarkan adalah keahlian vital dalam bisnis (the vital skill in
business). Proses mendengarkan melibatkan 5 (lima) aktifitas
yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Sensing (mengerti secara mendalam), adalah
mendengarkan pesan secara fisik dan membuat catatan. Proses ini harus terlepas
dari pengaruh-pengaruh kebisingan, mendengarkan secara ganda dan terganggunya
konsentrasi.
2. Interpreting
(menguraikan dan menyerap isi pesan), dalam proses ini pebisnis harus
mensginterpretasi pesan yang didengar dan menghubungkannya dengan nilai-nilai,
kepercayaan, ide, harapan kebutuhan. Oleh karena itu pendengar (pebisnis) harus
secara tanggap menentukan apa
yang sebenarnya
dimaksud oleh pembicara sehingga dapat memberikan
jawaban atau
tanggapan yang akurat. jawaban atau tanggapan yang akurat.
3. Evaluating
(mengevaluasi), adalah membentuk opini tentang pesan yang disampaikan.
4. Remembering
(mengingat) adalah menyimpan pesan untuk digunakan sebagai referensi
selanjutnya.
5. Responding
(menanggapi) adalah bereaksi terhadap pemberi/penyampai pesan
Sangat menentukan sekali apabila
setiap langkah yang sudah disusun secara bijak akan mengalami suatu kegagalan,
dan kegagalan itu dikarenakan oleh cara pengucapan kita kepada para konsumen.
Konsumen adalah objek kita, bagaimanapin yang kita lakukan harus secara detail
mengerti. Karena itu merupakan alasan kenapa banyak sekali produk disuatu
daerah yang masih kurang diketahui oleh masyarakat daerah. Dengan cara
penyampaian yang baik dan secara benar maka tidak mungkin suatu produk akan
ditolak oleh konsumen. Semua yang ada dalam masyarakat harus kita ketahui
setelah itu kita memberikan umpan balik kepada mereka, menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh mereka. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak
selalu perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian
ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat
ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita
memakai bahasa baku seperti ini :
(1)
Berapakah Ibu mau menjual bayam ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di
atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan
tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu.
Untuk situasi seperti di atas akan lebih tepat jika kita memakai bahasa seperti
di bawah ini :
(1) Berapa
nih, Bu, bayemnya?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Sebaliknya,
kita mungkin berbahasa yang baik, tetapi tidak benar. Frasa seperti “ini hari”
merupakan bahasa yang baik sampai tahun 80-an di kalangan para makelar karcis
bioskop, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar karena letak kedua
kata dalam frasa ini terbalik. Karena itu, anjuran agar kita “berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar dapat diartikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu
mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan
benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.
Dalam sebuah perusahaan sangat
dibutuhkan seorang pemasaran atau sering disebut dengan marketing. Mereka
selalu memiliki sebuah keahlian dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang
sesuai dan efektif sehingga mereka dalam penyampaian suatu produknya sangat
meyakinkan, sehingga tidak mengalami keraguan dan mudah diterima oleh konsumen.
Banyak hal yang mereka katakan tetapi tujuannya hanya untuk mendapatkan
perhatian atas produknya. Secara
ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :
1.Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3.Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4.Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
1.Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3.Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4.Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
Kita
juga dapat melihat dari perguruan-perguruan tinggi yang tes masuknnya itu harus
dengan menguasai bahasa inggris, ini sangat ironi sekali justru seharusnya tes
itu memakai bahasa Indonesia karena itu sama saja kita dari dini sudah tidak
tertanam berbahasa Indonesia yang baku lagi, tapi sudah tertanam oleh bahasa
luar. Hal-hal itulah yang menjadi penyebab bahasa Indonesia kedepannya nanti
akan tidak dipakai lagi bahkan mungkin juga akan hilang. Bagaimana cara
penyampaian bahasa Indonesia yang sesuai untuk seoarang pelaku bisnis?. Semua
cara berkomunikasi tanpa adanya penyusunan bahasa yang baik tidak akan mungkin
digubris. Bahasa Indonesia sat ini sudah mulai kental dengan masyarakat Indonesia.
Agar keinginan cepat ditangkap seorang pemasaran harus lebih tanggap akan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang dibutuhkan latihan
khusus. Apabila anda
memiliki keraaguan dalam berkomunikasi sebaiknya anda memperhatiakan beberaapaa
hal berikut:
1. Belajar
& bacalah buku tentang ilmu yang akan anda sampaikan ke orang banyak
2. Berlatihlah
agar anda dapat berbicara lancar nantinya
3. Yakinlah
jika anda banyak tau maka anda bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul
Selanjutnya mengenai berbicara
dinyatakan oleh Bovee dan Thill (1995: 568), sebagai berikut: “because speaking
is such an ingrained activity, we tend to do it without much thought, but that
causal approach can be a problem in business”. Ini menunjukkan bahwa berbicara
menuntut pengetahuan dan sikap yang baik. Proses berbicara harus didahului oleh
kegiatan berpikir yang menggeneralisasikan semua pengetahuan bahasa termasuk
penyusunan maksud pembicaraan. Pertimbangan “thinking” atau berpikir sebagai
faktor utama dari sebuah komunikasi yang akan dilakukan juga berlaku pada
kemampuan menulis. Komunikasi dalam bisnis tidak hanya diartikan sebagai
penggunaan bahasa
semata-mata,
ini tampak pada keterangan gangguan berkomunikasi yang ternyata juga menyangkut
aspek sikap seperti yang disampaikan oleh Fergus dan Panton (2002:12) sebagai
berikut:
1. Barriers to
Reception (gangguan penerimaan) yang meliputi:
•
Environtmental stimuli ( rangsangan lingkungan)
• The
receiver’s attitude and value (sikap dan nilai penerima pesan)
• The receiver’s
need and expectations (harapan dan kebutuhan penerima
pesan)
2. Barrier’s to
Understanding (gangguan pemahaman)
• Language,
semantic problem (bahasa, masalah arti kata).
• The ability
of the receiver to listen and receive message, especially which
threaten his or
her self concept (kemampuan penerima pesan untuk
mendengarkan
dan menerima pesan terutama yang mengancam konsep diri
mereka.
• The length of
communication (panjangnya komunikasi).
• Status effect
(efek status).
3. Barriers to
Acceptance
• Prejudices
(prasangka/praanggapan)
• Interpersonal
conflict between sender and receiver (konflik antara
pengirim dan
penerima pesan).
Dari pendapat
di atas, jelaslah bahwa walaupun secara luas pengertian berkomunikasi dalam perusahaan
tidak hanya berkutat dalam masalah bahasa, namun sebuah komunikasi awalnya
adalah penyampaian pesan yang hasil akhirnya adalah apakah pesan komunikasi itu
dapat diterima dengan baik atau tidak, di mana dalam prosesnya menemui
masalah-masalah di atas. Tampak pula dalam pendapat di atas bahwa faktor
internal pembicara atau penerima juga memegang peranan penting seperti the
receiver’s attitude and value, and expectation. Jelas disini bahwa berbahasa
bukan hanya berkata-kata semata, aspek sikap juga turut memainkan peranan. Oleh
karena itu satu cara untuk mengurangi efek dari gangguan ini menurut Fergus dan
Panton (2002:12) adalah dengan memantau secara terus menerus komunikasi yang
bahasa dilakukan dan mempelajari kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Karyawan PT.
Elang Express yang menjadi sampel penelitian ini adalah karyawan di semua lini
di mana sebagian besar tugasnya harus berhubungan customer atau pelanggan
sehingga diasumsikan akan mengalami pengalamankaryawan di semua lini di mana
sebagian besar tugasnya harus berhubungan customer atau pelanggan sehingga
diasumsikan akan mengalami pengalamanpengalaman seputar problema komunikasi
seperti tersebut di atas, yang pada akhirnya proses penyelesainnya bukan hanya
berkait pada pengetahuan tetapi menyangkut sikap dan perilaku terhadap
pelanggan.
Banyak sekali yang harus kita
ketahui mengenai cara berbahasa Indonesia oleh pelaku bisnis. Untuk kita harus
pandai dalam mengaamati sebuah analisis yang diinginkan oleh seoraang konsumen
kepada para pelaku bisnis sehingga memudahkan mereka untuk berkomunikasi.
3. Kesimpulan
Semua penggunaan
bahasa Indonesia dalam lingkup bisnis sangat dipengaruhi oleh pemegang kendali
pada siapaa bahasa tersebut digunkan. Dengan mengetahuinya kita dapat menyusun
bahasa yang akan kita gunakan, apabila kita masih mengalami keraguan sebaiknya
anda memperhatikan hal berikut :
1. Belajar & bacalah buku
tentang ilmu yang akan anda sampaikan ke orang banyak
2. Berlatihlah agar anda dapat berbicara lancar nantinya
3. Yakinlah jika anda banyak tau maka anda bisa menjawab segala
pertanyaan yang muncul
Dengan demikian anda akan menambah wawasan tentang cara pengembangan
berbahasa Indonesia anda.
Saran
1. Dalam lingkup peraturan perusahaan gunakan bahasa yang efektif dan
mudah dimengerti oleh para pelaku usaha.
2. Tetaplah belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menambah
wawasan agar tidak ketinggalaan.
3. Biasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dimanapun
kita berada khususnyaa di wilayah Indonesia dalam berbisnis.
4. Apabila anda tidak tahu kemana anda harus belajar berbahasa, sebaiknya
anda bertanya kepada ahli bahasa Indonesia agar konsep bisnisnya mudah
dimengerti oleh manyasarakat luas.
4. Daftar Pustaka
1. http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/AMSlametSoewandi.doc
3. http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia-secara- baik-dan-benar/
4. http://deviden749.wordpress.com/2011/09/28/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik- dan-benar/
5. http://agupenajateng.net/2011/04/11/membiasakan-keterampilan-berbicara-bahasa-indonesia-dalam-keseharian-di-sekolah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar