Senin, 19 Maret 2012

penggunaan bahasa indonesia dalam bidang bisnis



1. Pendahuluan
                Hidup  yang begitu indah karena di dalamnya  banyak hal yang dapat kita lakukan. Apabila kurang bahkan tidak adanya hal tersebut, pasti  anda tidak dapat menggambarkan apa yang akan terjadi.  Begitulah hidup hanyak dengan sesamaa kita dapat melakukannya, menggapainya dan meraihnya. Bagaimana cara kita melakukan dengan sesama ?, yang pasti jawabanya adalah berkomunikasi (bahasa).  Berkomunikasi dengaan menggunakan bahasa yang bisa saling dimengerti. Indonesia memilikia bahasa ibu yaitu dikenal dengan bahasa Indonesia. Dari kepulauan manapun anda, tetapi  masih di wilayah Negara Indonesia anda wajib bisa berbahasa Indonesia, karena untuk mempermudah berkomunaikasi antar manyarakat Indonesia. Bukan hanya untuk itu saja tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbisnis dan untuk keselarasaan suatu neagara. Mereka yang tidak mau mengerti akan bahasa Indonesia akan mengalami kesulitan apabila mereka berada di tempat yang mereka tidak tahu karena bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu nusantara. Mempelajari bahasa berdasarkan ciri-ciri seperti yang terjadi pada pemerolehan bahasa itulah yang secara khusus disebut mempelajari bahasa dengan pendekatan komunikatif. Tujuan pokok dari belajar bahasa dengan pendekatan itu adalah dicapainya  kemampuan berkomunikasi pada diri pembelajar. Oleh karena itu, fungsi-fungsi bahasa menjadi pandom (penuntun) pemilihan variasi-variasi bahasa, yang meliputi variasi ucapan, pilihan kosa kata, pilihan bentuk kata, pilihah frasa, klausa, jenis kalimat, urutan unsur-unsur kalimat, bahkan pilihan jenis wacana tertentu. Karena fungsi bahasa harus menuntun pilihan variasi bahasa, maka mau tidak mau konteks ( wacana) menjadi pandon penting.  
                Di jaman globalisasi ini akan banyak menemui banyak jenis perdagangan antar Negara, karena itu  salah satu dari cara agar meningkatkan perekonomian  dalam suatu Negara. Setiap sector yang akan kita butuhkan akan sangat mempengaaruhi apa yang ada. Untuk itu kita dalaam memproyeksikan hal tersebut harus secara merata. Bagaimana agar bisa secara merata ?, dengan cara menyampaikan komunikasi/ cara bahasa yang mudah dimengerti yang sesuai dengan apa yang ada disekitar kita. Seperti halnya kita berada di Indonesia ini kita harus memaksimalkannya agar semua penduduk mengerti dan memahami apa yang diinginkan.  Di dalam lingkup bisnis/perdagangan komunikasi adalah yang utama, apabila kitaa tidak bisa berkomunikasi dengan baik otomatis barang yang akan kita realisasikan tidak akan berjaalan dengan baik karena mereka tidak tahu dengan produk kita. Dewasa ini kita harus memaksimalkan cara berkomunikasi.
                Konsep bahasa Indonesia sangat diperdebatkan khususnya dalam pembahasan yang merujuk pada pembuatan suatu aturan yang menyangkut orang banyak. Bagaimana pembuatan peraturan menggunakan bahasa Indonesia dalam bisnis/perdaganga yang ada di Negara Indonesia ? Di Indonesia penggunaan dalam hal ini sudah sangat baik tetapi dalam susunan pembuataan kata masih sangat rumit untuk dimengerti oleh kelas bawah. Untuk itu kita harus mengkajinya lagi dan bagaimana seharunya bahasa itu harus digunakan agar tidaak ada suatu kesalahpahamaan antar individu. Mengenai sumber daya manusia di Indonesia sudah sangat bagus karena banyak sekali pendidikan yang sudah menerapkan penggunaan bahasa Indonesia adalah bahasa wajib yang harus dimengerti oleh setiap warganya.
                Setiap waktu kebutuhan manusia akan selalu meningkat dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangaan jaman untuk itu dalam merealisasikanny manusia harus bisa berkomunikasi disetiap sector dimana mereka berada. Hal ini saya akan mengarahkannya pada kajian. Apakah masalah yang dihadapi oleh pelaku bisnis  apabila objek yang akan dituju tidak mengerti maksud yang diinginkan oleh pelaku bisnis? Untuk mengatuhui hal tersebut kita harus bisa membaca situasi dari objek tersebut. Situasi tersebut seperti mengenai cara penyampaian kita sudah maksimal atau belum, dan bisa juga sebaliknya.  Mengapa manusia akan selalu memenuhi kebutuhannya ? itu karena sifat dasar manusia yang harus memenuhi kebutuhan agar bisa bertahan hidup.
                Dalam suatu sistem perusahaan bagian perusahaan bagian yang paaing penting adalah seoraang pemasaran karena tanpa adanya cara bahasa yang  baaik dan mudah dimengerti otomatis segala proses perdagangan akan berjalan kuraang memuaskan. Hal ini akan dibahas dengan kunci, bagaimana cara penyampaian bahasa Indonesia yang sesuai untuk seoarang pelaku bisnis ? hal yang sangat sering kita jumpai dalam sehari-hari adalah mereka hanya menawarkan barang setelah itu mereka pergi. Untuk itu dewasa ini kita harus mengetahui bagaimana cara mereka menyampaikan bahasa agar bisa dipahami oleh seorang konsumen.





2. Pembahasan
                Dalam sebuah peraturan akan banyak mengalami masalah apabila peraturan itu tidak mudah untuk dimengerti dan dipahami, untuk itu kita haarus mengetahui bahasa apa yang seharusnya kiata gunakan agar tidak menimbulkan berbaagi konflik antar sesama. Dengan demikian kiata harus selalu mengembangkan caara berbahasa kita agar bisa mengerti tentang apa yang akan kita terangkan. Bagaimana pembuatan peraturan menggunakan bahasa Indonesia dalam bisnis/perdagangan yang ada di Negara Indonesia ? Seperti yang dikatakan oleh Fromkin and Rodman  (1998,:3-21) bahwaa pengetahuan bahasa ada tiga hal yaitu pengetahuan tentang bunyi, pengetahuan arti kata, pengatuhuan kalimat dan non.kalimat. Dari tiga hal tersebut  ayang sangaat perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu peraturan adalah pengetahuan arti kata. Untuk meningakatkan hal tersebut kita harus banyak melihat suaatu kata yang sering digunakan dalam sehari-ahaari sehingga mereka bisa mengerti dan paham. Contoh peraturan yang ada dalam perusahaan adalah sebagai berikut.
“ Menimbang bahwa untuk mewujudkan hubungan yang harmoni santara Perusahaan dan Karyawan demi terciptanya ketenangan dan kepuasan bagi kedua belah pihak hingga dapat ditingkatkan produktivitas, serta mengingatakan wewenang yang ada padanya berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, makaDireksi dengan ini memutuskan menetapkan Peraturan Perusahaan sebagaimana tercantum dibawah ini “
Dengan begitu kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya peraturan itu harus dibuat dengan baahasa se-efektif mungkin daan mudah untuk dimengerti.  Peraturan Perusahaan merupakan sarana yang penting dalam mewujudkan Hubungan Industrial Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena selain mengatur hubungan kerja, syarat-syarat kerja dan hubungan industrial harus pula mencerminkan tujuan bersama Perusahaan dan Karyawan yang dilandasi oleh kepentingan bersama. Hubungan Perusahaan dan Karyawan sangat penting, tidak ada tujuan-tujuan Perusahaan yang dapat dicapai tanpa pengabdian Karyawannya dan tidak  ada perbaikan/kemajuan antara hidup Karyawan tanpa keberhasilan Perusahaan.
                Pengetahuan bunyi (knowledge of sound system) adalah pengetahuan tentang bunyi  yang termasuk ataupun yang tidak termasuk bunyi bahasa dalam sebuah bahasa. Posisi bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional dimana negara-negara pemakai  umumnya mempunyai bahasa nasional sendiri disamping bahasa-bahasa daerah yang dipakai oleh suku-suku atau kelompok-kelompok masyarakat, memungkinkan terjadinya kesalahan bunyi tertentu. Di dalam pembicaraan bisnis kesalahankesalahan ini tidak dapat diabaikan. Pengetahuan bunyi ini terasa sangat diperlukan ketika pembicara berhadapan dengan penutur asli. Komunikasi bisnis di era global mensyaratkan kecepatan dan ketepatan pemahaman, sehingga pengetahuan bunyi  bahasa harus dikuasai pelaku bisnis.
                Dalam suatu penyampaian bahasa untuk membuat suatu peraturan memang harus dibutuhkan seorang ahli bahasa karenaa itu merupakan hal penting sehingga memudahkan para pemimpin perusahaan untuk menyampaikan hal yang diinginkan. Dengan demikian bahasa yang digunakan akan lebih efektif dan mudah dimengerti orang seluruh anggota perusahaaan.  Fromkin dan Rodman (1988:4) mengatakan bahwa pengetahuan tentang bunyi bahasa ini akan menyangkut pengetahuan arti kata, pembentukan kata dan pengetahuan tata bahasa. Ketiga pengetahuan ini adalah syarat komunikasi bahasa yang efektif sehingga ada kejelasan ide, susunan kalimat yang baik dan pemilihan kata yang tepat. Sehingga peraturan bisa terealisasikan dengan sempurna.
                I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul “Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving”, membagi asas-asas dalam pembentukan peraturan negara yang baik (beginselen van behoorlijke regelgeving) ke dalam asas-asas yang formal dan yang material.
Asas-asas yang formal meliputi:
a.       asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling);
b.      asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan);
c.       asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel);
d.      asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid);
e.       asas konsensus (het beginsel van consensus).
                Dalam pembuatan suaatu peraturan Negara saja harus memperhatikan hal yang begitu rinci apalagi dalam perdagangan atau bisnis pasti harus sangat komplek kareana akan dipergunakaan dalam setiap sector peruasahaan. Untuk mendapatkan peraturan yang pas dan sesuai kebutuhaan perusahaan haruslah memperhaatikan hal-hal diatas karena sebagai suatu pedoman yang pas agar tidak melenceng dari maksud dan tujuaan yang diinginkan. Setiap waktu kita selalu membutuhkan bahaasa dalam menjalaankan segala aktivitas yang ada.
                Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dalam waktu kita menyampaikan sesuatu, mungkin kitaa menganggapnya sudah sangat sempurna tetapi belum tentu dalam masyarakat sudaah dianggap sangaat sempurna untuk itu kita akan menyajikannyaa dalam pembahasan.  Apakah masalah yang dihadapi oleh pelaku bisnis  apabila objek yang akan dituju tidak mengerti maksud yang diinginkan?. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik .        
                Dalam buku “The Essence of Effective Communication” Ludlow dan Panton (1992:139) menyatakan bahwa diantara empat kemampuan dasar komunikasi yang harus dipelajari secara terus menerus adalah listening, giving and receiving feedback (mendengarkan, memberi dan menerima umpan balik). Bovee dan Thill (1995:569-570) mengatakan bahwa kemampuan mendengarkan adalah keahlian vital dalam bisnis (the vital skill in business). Proses mendengarkan melibatkan 5 (lima) aktifitas
yang saling berhubungan, yaitu:
 1. Sensing (mengerti secara mendalam), adalah mendengarkan pesan secara fisik dan membuat catatan. Proses ini harus terlepas dari pengaruh-pengaruh kebisingan, mendengarkan secara ganda dan terganggunya konsentrasi.
2. Interpreting (menguraikan dan menyerap isi pesan), dalam proses ini pebisnis harus mensginterpretasi pesan yang didengar dan menghubungkannya dengan nilai-nilai, kepercayaan, ide, harapan kebutuhan. Oleh karena itu pendengar (pebisnis) harus secara tanggap menentukan apa
yang sebenarnya dimaksud oleh pembicara sehingga dapat memberikan
jawaban atau tanggapan yang akurat. jawaban atau tanggapan yang akurat.
3. Evaluating (mengevaluasi), adalah membentuk opini tentang pesan yang disampaikan.
4. Remembering (mengingat) adalah menyimpan pesan untuk digunakan sebagai referensi selanjutnya.
5. Responding (menanggapi) adalah bereaksi terhadap pemberi/penyampai pesan
                Sangat menentukan sekali apabila setiap langkah yang sudah disusun secara bijak akan mengalami suatu kegagalan, dan kegagalan itu dikarenakan oleh cara pengucapan kita kepada para konsumen. Konsumen adalah objek kita, bagaimanapin yang kita lakukan harus secara detail mengerti. Karena itu merupakan alasan kenapa banyak sekali produk disuatu daerah yang masih kurang diketahui oleh masyarakat daerah. Dengan cara penyampaian yang baik dan secara benar maka tidak mungkin suatu produk akan ditolak oleh konsumen. Semua yang ada dalam masyarakat harus kita ketahui setelah itu kita memberikan umpan balik kepada mereka, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa baku seperti ini :
(1) Berapakah Ibu mau menjual bayam ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas akan lebih tepat jika kita memakai bahasa seperti di bawah ini :
(1) Berapa nih, Bu, bayemnya?
(2) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang baik, tetapi tidak benar. Frasa seperti “ini hari” merupakan bahasa yang baik sampai tahun 80-an di kalangan para makelar karcis bioskop, tetapi bentuk itu tidak merupakan bahasa yang benar karena letak kedua kata dalam frasa ini terbalik. Karena itu, anjuran agar kita “berbahasa Indonesia dengan baik dan benar  dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
                Dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan seorang pemasaran atau sering disebut dengan marketing. Mereka selalu memiliki sebuah keahlian dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang sesuai dan efektif sehingga mereka dalam penyampaian suatu produknya sangat meyakinkan, sehingga tidak mengalami keraguan dan mudah diterima oleh konsumen. Banyak hal yang mereka katakan tetapi tujuannya hanya untuk mendapatkan perhatian atas produknya. Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :
1.Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
2.Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
3.Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4.Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
                Kita juga dapat melihat dari perguruan-perguruan tinggi yang tes masuknnya itu harus dengan menguasai bahasa inggris, ini sangat ironi sekali justru seharusnya tes itu memakai bahasa Indonesia karena itu sama saja kita dari dini sudah tidak tertanam berbahasa Indonesia yang baku lagi, tapi sudah tertanam oleh bahasa luar. Hal-hal itulah yang menjadi penyebab bahasa Indonesia kedepannya nanti akan tidak dipakai lagi bahkan mungkin juga akan hilang. Bagaimana cara penyampaian bahasa Indonesia yang sesuai untuk seoarang pelaku bisnis?. Semua cara berkomunikasi tanpa adanya penyusunan bahasa yang baik tidak akan mungkin digubris. Bahasa Indonesia sat ini sudah mulai kental dengan masyarakat Indonesia. Agar keinginan cepat ditangkap seorang pemasaran harus lebih tanggap akan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Memang dibutuhkan latihan khusus. Apabila anda memiliki keraaguan dalam berkomunikasi sebaiknya anda memperhatiakan beberaapaa hal berikut:
1. Belajar & bacalah buku tentang ilmu yang akan anda sampaikan ke orang banyak
2. Berlatihlah agar anda dapat berbicara lancar nantinya
3. Yakinlah jika anda banyak tau maka anda bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul
                Selanjutnya mengenai berbicara dinyatakan oleh Bovee dan Thill (1995: 568), sebagai berikut: “because speaking is such an ingrained activity, we tend to do it without much thought, but that causal approach can be a problem in business”. Ini menunjukkan bahwa berbicara menuntut pengetahuan dan sikap yang baik. Proses berbicara harus didahului oleh kegiatan berpikir yang menggeneralisasikan semua pengetahuan bahasa termasuk penyusunan maksud pembicaraan. Pertimbangan “thinking” atau berpikir sebagai faktor utama dari sebuah komunikasi yang akan dilakukan juga berlaku pada kemampuan menulis. Komunikasi dalam bisnis tidak hanya diartikan sebagai penggunaan bahasa
semata-mata, ini tampak pada keterangan gangguan berkomunikasi yang ternyata juga menyangkut aspek sikap seperti yang disampaikan oleh Fergus dan Panton (2002:12) sebagai berikut:
1. Barriers to Reception (gangguan penerimaan) yang meliputi:
• Environtmental stimuli ( rangsangan lingkungan)
• The receiver’s attitude and value (sikap dan nilai penerima pesan)
• The receiver’s need and expectations (harapan dan kebutuhan penerima
pesan)
2. Barrier’s to Understanding (gangguan pemahaman)
• Language, semantic problem (bahasa, masalah arti kata).
• The ability of the receiver to listen and receive message, especially which
threaten his or her self concept (kemampuan penerima pesan untuk
mendengarkan dan menerima pesan terutama yang mengancam konsep diri
mereka.
• The length of communication (panjangnya komunikasi).
• Status effect (efek status).
3. Barriers to Acceptance
• Prejudices (prasangka/praanggapan)
• Interpersonal conflict between sender and receiver (konflik antara
pengirim dan penerima pesan).
Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa walaupun secara luas pengertian berkomunikasi dalam perusahaan tidak hanya berkutat dalam masalah bahasa, namun sebuah komunikasi awalnya adalah penyampaian pesan yang hasil akhirnya adalah apakah pesan komunikasi itu dapat diterima dengan baik atau tidak, di mana dalam prosesnya menemui masalah-masalah di atas. Tampak pula dalam pendapat di atas bahwa faktor internal pembicara atau penerima juga memegang peranan penting seperti the receiver’s attitude and value, and expectation. Jelas disini bahwa berbahasa bukan hanya berkata-kata semata, aspek sikap juga turut memainkan peranan. Oleh karena itu satu cara untuk mengurangi efek dari gangguan ini menurut Fergus dan Panton (2002:12) adalah dengan memantau secara terus menerus komunikasi yang bahasa dilakukan dan mempelajari kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Karyawan PT. Elang Express yang menjadi sampel penelitian ini adalah karyawan di semua lini di mana sebagian besar tugasnya harus berhubungan customer atau pelanggan sehingga diasumsikan akan mengalami pengalamankaryawan di semua lini di mana sebagian besar tugasnya harus berhubungan customer atau pelanggan sehingga diasumsikan akan mengalami pengalamanpengalaman seputar problema komunikasi seperti tersebut di atas, yang pada akhirnya proses penyelesainnya bukan hanya berkait pada pengetahuan tetapi menyangkut sikap dan perilaku terhadap pelanggan.
                Banyak sekali yang harus kita ketahui mengenai cara berbahasa Indonesia oleh pelaku bisnis. Untuk kita harus pandai dalam mengaamati sebuah analisis yang diinginkan oleh seoraang konsumen kepada para pelaku bisnis sehingga memudahkan mereka untuk berkomunikasi.
3. Kesimpulan
                Semua penggunaan bahasa Indonesia dalam lingkup bisnis sangat dipengaruhi oleh pemegang kendali pada siapaa bahasa tersebut digunkan. Dengan mengetahuinya kita dapat menyusun bahasa yang akan kita gunakan, apabila kita masih mengalami keraguan sebaiknya anda memperhatikan hal berikut :
 1. Belajar & bacalah buku tentang ilmu yang akan anda sampaikan ke orang banyak
2. Berlatihlah agar anda dapat berbicara lancar nantinya
3. Yakinlah jika anda banyak tau maka anda bisa menjawab segala pertanyaan yang muncul
Dengan demikian anda akan menambah wawasan tentang cara pengembangan berbahasa Indonesia anda.
Saran
1. Dalam lingkup peraturan perusahaan gunakan bahasa yang efektif dan mudah dimengerti oleh para pelaku usaha.
2. Tetaplah belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menambah wawasan agar tidak ketinggalaan.
3. Biasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dimanapun kita berada khususnyaa di wilayah Indonesia dalam berbisnis.
4. Apabila anda tidak tahu kemana anda harus belajar berbahasa, sebaiknya anda bertanya kepada ahli bahasa Indonesia agar konsep bisnisnya mudah dimengerti oleh manyasarakat luas.

4. Daftar Pustaka
1. http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/AMSlametSoewandi.doc
3. http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contoh-menggunakan-bahasa-indonesia-secara-                     baik-dan-benar/
4. http://deviden749.wordpress.com/2011/09/28/penggunaan-bahasa-indonesia-yang-baik-                        dan-benar/
5. http://agupenajateng.net/2011/04/11/membiasakan-keterampilan-berbicara-bahasa-indonesia-dalam-keseharian-di-sekolah/

Cari Blog Ini